Minggu, 22 Juni 2014

Perjalanan Seperdelapan Hari

Assalamu’alaikum wr.wb
Hai! /tebar gopek transparan/ di posting kali ini, seperti pada judulnya, gue akan menceritakan perjalanan libur setelah UN gue. Dari judulnya, lu bisa itung berapa seperdelapan hari? Yap. Itu selama 3 jam. Itu Cuma di daerah tujuan aja, transport nya belum kehitung. Kalau kehitung, jadi selama 5 jam an. Jadi temen temen gue yang ikutan adalah, Hani, Alfi (Tour Guide sekaligus penunjuk jalan) Zulfa (asisten Tour Guide), Fia, Shifa, Chiara (Fatin), dan Tazkiyah. Oiya. Gue juga-_- Oke, kita langsung ke ceritanya aja. Sebelum gue mulai ceirtanya, ada yang tau tujuan gue ke mana? Yaitu ke tempat nenek moyang gue(?) bukan ke laut sih-_- ke Jogjakarta Never Ending Asia  XDD

Malam H-1 Perjalanan [13 Mei 2014]
Gue mendapat pesan dari Fatin, intinya besok kita harus sampai di Stasiun Balapan (Solo) pukul setengah tujuh, dan kita berangkat pukul 07:05. Karena sebelum itu, kita harus beli tiket.
H [14 Mei 2014]
05:45.
Gue segera menyiapkan barang barang yang akan gue bawa, diantaranya rukuh, headset, duit (tentunya), dan handphone. Juga nyawa gue-_- setelah sudah siap, gue segera mandi.
06:25.
Gue sudah selesai makan. Dan siap berangkat, gue pun mengajak Ibu gue untuk mengantar gue ke Stasiun Balapan, namun, kenyataan berkata lain. Gue nggak berangkat saat itu juga. gue harus menunggu adik gue selesai makan. Maygat. Gue sedikit santai, karena kata Ibu gue, perjalanan rumah gue ke Balapan Cuma 10 menitan. Masih cukuplah. Namun, tiba tiba hp gue berdering. Oh, nomor temen gue, si Alif.
“Halo, Nia, kamu di mana?” suaranya di seberang sana.
“Iya, ini mau berangkat,” jawab gue sambil melirik jam tangan gue. Sial. 06:33-_-
“Cepetan ya,”
Oke. Gue sudah sedikit gregetan sama adik gue. Skip, akhirnya gue sudah selesai mengantar adik gue sekolah. Perjalanan menuju Solo Balapan. HP gue kembali berdering, dari si Tour Guide. Gue segera mengangkat telepon tersebut.
“Halo, Nia, kamu di mana? Cepetan, ini aku udah naik kereta,” maygat. Udah naik kereta. Gue gregetan. Gue lihat jam tangan gue, jam 06:55. Ya Allah-_- rasanya gue lemes banget pengen nangis. Mana itu belum jauh dari sekolah adik gue. Gimana kalau gue ketinggalan kereta dan akhirnya Cuma bisa menangisi kereta yang semakin lama semakin menjauh. Oke, ini drama banget-_- gue udah negative thinking. Argh.
“Iya, ini perjalanan,” ujarku tergesa gesa. Gue segera meminta Ibu gue untuk ngebut. Skip. Dengan perjalanan yang sangat tergesa gesa dan penuh dengan panggilan masuk ke hp gue. Gue sampai di Stasiun Balapan. Ibu gue segera masuk ke dalam halaman stasiun, bukan di parkiran. Gue segera turun. Di luar, ada mas mas yang kayaknya pegawai kereta atau apalah, mungkin dari raut muka gue yang udah bener bener tergesa gesa, dia pun menanyakan gue, tujuannya ke mana.
“Jogja,” jawab gue.
“Ohiya, cepetan, Dik,” Ini mas mas bikin gue greget-_- tapi makasih informasinya, Bang! XD gue segera berlari masuk ke stasiun. Gue bingung harus nyari mereka di mana. Itu beneran drama feeling ya, kayak nyariin seseorang yang sangat berharga mau pergi, tapi mereka belum sempat mengucapkan kata perpisahan-_- maklum, kebanyakan nonton drama India(?) ngiahaha XDD gue segera berlari menerobos kerumunan, dan ketika mau sampai di tempat yang ada rel rel nya itu, gue diberhentikan sama dua petugas kereta api, di bagian nge chek tiket.
“Eh, Dik, Dik. Mau ke mana?” kalau misalnya saat itu gue nggak dalam keadaan tergesa gesa, gue udah jawab, “Hatimu,”-_- habis gue greget banget daritadi ditanyain mau ke mana. Haha XDD
“Jogja, oh, iya, Mas. Ada tiket yang dititipin gak?” tanyaku. Karena tadi Tour Guide bilang ke gue, kalau tiket gue dititipin di tempat nge chek tiket.
“Namanya siapa?” Ih kepo-_- gue pun menjawab, “Amalia,” lalu salah satu dari mereka tersenyum dan memberikan tiket yang dimaksud Alfi ke gue. “Hati hati ya, Dik,” gue nggak memerhatikan mereka dan segera menelepon Fia. Sembari menunggu diangkat, gue melihat tiketnya. Setau gue, tiketnya dulu warna pink, abis itu bentuknya kecil gitu-_- sekarang gede dan lembaran. Gue bener bener kudet. Di belakangnya, ada tulisan ‘Amalia dari Fatin’ pake spidol ijo. Kebiasaan itu anak bener bener berguna kali ini. Haha XD
“Halo,” suara si Alif sudah terdengar.
“Halo, Lif. Lu di mana?”
“jalur 3, jalur 3,”
Asal, gue menghitung jalur jalur yang ada rel nya.
“Gue nggak ngerti. Lu keluar aja. Belum mau berangkat kan?” ujar gue semakin tergesa gesa. Gue pun menengok ke kanan kiri. Ah, Ada orang melambai lambai sambil melihat ke arah gue. Tapi jauh banget-_- Gue lega karena keretanya belum berangkat, dan gue berhasil menemukan mereka.dan kembali, drama feeling, gue berlari menuju arah mereka. Tapi bedanya, keretanya masih berhenti. Dan saat itu cukup sepi. Tapi tiba tiba lambaikan tangan mereka berubah seperti nyuruh gue masuk. Oke, gue segera masuk ngasal ke gerbong berapa. Tapi beberapa pintu juga masih ketutup-_- kok greget. Setelah berhasil mencari pintu yang terbuka, gue segera masuk Dan berjalan mencari gerbong mereka. Berhasil. Gue bener bener lega. Lalu si Zulfa bilang ke gue, “Lama banget,” oke. Gue bener bener speechless. Pagi pagi udah bikin greget ini takdir. Gue segera duduk. Ngasal, karena masih sepi. Masih dengan keadaan lemas dan speechless. Mereka pun mulai bercerita gimana susahnya ngehubungi gue, dan betapa parno nya mereka ketika nelpon gue. Gimana kalau keretanya udah berangkat dan gue belum datang? Lu kira gue kagak-_- setelah keadaan sudah cukup mereda, gue melihat keadaan sekitar. Kereta itu keren. Dan kereta adalah salah satu bagian dari impian gue yang pupus. Jiah-_- /ambil tisu/ /makan tisu/ .
 Gue pun menikmati perjalanan gue. Rasanya di kereta itu biasa aja, tapi ketika lu ngelihat kereta dari luar, kayaknya cepet banget gitu ya-_- kereta berhenti di Stasiun Purwosari. Penumpang banyak yang naik.Ternyata kursi yang gue dudukin udah punya orang-_- gue pun mengikutin Tour Guide yang duduk di sebelah gue. Ternyata kursi kami sebenernya ada di belakangnya. Kami duduk berhadapan dengan Ibu Ibu Alim, dan mas mas yang.. pokoknya ge a we el (gawl) banget-_- gue sebenernya mau hadapan sama Ibu Ibu Alim, tapi Alfi nyuruh gue duluan-_- yaudah. Gue pun duduk hadapan sama mas mas ge a we el. Dia pake kacamata item, jadi gue nggak bisa lihat wajah aslinya.
 Sepertinya sudah suatu kebiasaan kalau di kereta memasang headset, lalu memutar lagu, atau murottal :v di hadapan gue, ada Ibu Ibu Alim, yang sedaritadi memegang ponselnya, sembari komat kamit, dan mas mas ge a we el yang memasang headset, dan  juga komat kamit. Tapi kayaknya apa yang mereka komat-kamitin(?) itu beda-_- kalau Ibu nya kayaknya baca Al Quran, kalau mas mas nya kayaknya ndengerin lagu. Gue juga nggak berbeda. Gue sama Alfi mendengarkan lagu kpop. Lagu pertama yang diputar adalah BigBang – Bad Boy. Mendadak gue teringat akan mv nya, yang sekarang sudah tidak kumiliki lagi. /nangis/
Perjalanan Skip. Akhirnya sampai di Jogja. Lalu kami berhenti. Semua yang akan turun sudah bersiap siap. Mungkin karena gelagat Alfi bingung, ada mas mas yang udah berdiri di belakang Alfi, dia menanyakan kepadaku, “Mau ke mana, Dik,” (lagi). Alfi segera menjawab, “Stasiun Tugu,”
“Itu masih nanti, Dik. Habis ini,” jawab mas mas nya. Diperlakukan seperti ini, kami merasa seperti anak hilang-_- tapi terimakasih atas perhatiannya XD. Gue yang nggak ngerti, bingung. “Emang ini stasiun apaan?”
“Ini Stasiun Lempuyangan, kalau mau Tugu, pemberhentian selanjutnya,” kata mas mas ge a we el yang duduk depan gue, seraya mengambil tasnya. Gue kaget. Mas mas ge a we el yang horror, karena dia pake tindik di lidahnya, juga ge a we el memberi pengarahan kepada gue. Haha XDD gue dan Alfi seperti sepikiran. Kami speechless bersama(?)
Setelah para penumpang sudah pada keluar, kereta kembali sepi seperti ketika kami pertama masuk. Entah kenapa, tiba tiba temen gue Chiara dan Shifa datang menghampiri kita. Lalu, ngomong sedikit tentang abang abang gawl. Sepertinya mukanya kayak artis gitu-_- haha XDD Kereta kembali berjalan, Perjalanan menuju Stasiun Tugu. Skip. Akhirnya sampai, dan kami turun.
Sampai di Stasiun Tugu, seperti anak anak ababil lainnya, kami melakukan selca-_- atau lebih kerennya selfie. Biar greget. Bukan Indonesia kalau nggak selfie :v selesai selfie selfie dan apdet status gitu-_- kami keluar dari Stasiun Tugu. Di luar, kami masih nyempet nyempetin foto di depan Stasiun Tugu. Biar greget gitu. Di jalan kami juga nemu rambu yang bertuliskan ‘Dilarang Kencing Di Sini’ tapi kata ‘Dilarang’ nya ditutupin sama stiker. Kayaknya sih sengaja –“ akhirnya kami mengambil foto rambu tersebut. Haha XDD Kami berjalan di sepanjang Jalan Malioboro. Walaupun gue sering ke Jogja, tapi kayaknya ini pertama kali gue lewat Malioboro-_- di sepanjang Jalan Malioboro banyak kami temui becak, dan andong. Setelah berjalan cukup lama, dan melelahkan, kami sampai di Mirota Batik. Sejujurnya ini greget. Sampai di tempat tujuan langsung beli oleh oleh-_-
Memasuki Mirota Batik, suasana Jawa sungguh kental(?) para pegawainya menggunakan baju khas begitu juga ada aroma aroma yang sering gue cium ke rumah tante gue-_- semacem dupa, atau entahlah. Pokoknya bau Jawa banget(?) Di lantai 1, dijual batik, kain lah, baju dan lain lain. Karena faktor usia mungkin, kami langsung beranjak ke lantai 2. Di mana dijual souvenir dan hal hal yang bersifat pernak pernik. Ternyata nggak Cuma gantungan kunci, dan perhiasan lain, di sini juga dijual lulur-_- parfum yang baunya jawa banget itu, tas, sandal, gelas, dan lain lain yang mungkin belum gue observasi.Barang barang di sini greget. Gantungan kuncinya ada yang bentuk jari, telinga dan lain lain. Di ganci bentuk potongan jari, ada efek darahnya gitu-_- serem gue liatnya. Kayak potongan tubuh mutilasi(?) Setelah selesai memilih barang yang akan dibeli, kami segera nyelonong pergi(?) nggaklah. Kita bayar dulu di kasir. Selesai dari Mirota Batik, kami istirahat sebentar. Sembari mengamati peta yang kami dapatkan dari Mirota Batik. Di balik peta berwarna kuning yang cukup gede itu, ada silsilah kerajaan Jogja. Sampe istri istri nya pun ditulis. Gue salut sama Jogja. Sampe peta aja ada kayak begituannya. Bener bener melestarikan budaya. Keren.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Pintar. Biar pulang pulang jadi anak pintar. Gitu sih kata temen gue-_- selama perjalanan, kamera nggak pernah istirahat. Apa dikit foto. Maklum. Kita orang Indonesia asli :) sampai pada suatu  gedung, yang kalau gue lihat lihat mirip sama Istana Bogor.
“Eh, Ini Istana Presiden!” ujar gue ngasal.
“Bukan. Itu di Bogor,” jawab temen gue.
“Habis mirip sih-_-“ ujar gue pasrah.
“Iya. Soalnya dulu kan Yogya pernah jadi ibukota Indonesia,” ujar asisten Tour Guide. Zulfa. Gue penasaran. Jangan jangan Zulfa suka pelajaran sejarah—)?
Di depan gedung tersebut, ada suatu benda yang entah itu apa. Mungkin lu bisa pergi ke sana, dan melihat barang apakah itu. Bentuknya benda miring, ada di belakang pagar Istana(?) benda tersebut berjumlah 2. Ngasal, temen gue si Alif bilang gini, “Eh, iki supertrap to?” oke. Ini ngawur kuadrat.
Kembali, kami berfoto di depan istana. Selesai befoto, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di perempatan jalan yang cukup besar, lagi lagi kami istirahat dan berfoto :v Setelah berjalan cukup lama, kami sampai di Taman Pintar. Di pinggir Taman Pintar, ada semacam trotoar, apalah itu gue nggak ngerti. Ada sebuah lantai, yang di tengahnya terdapat tulisan. Yang kalau gue inget itu namanya siapa gitu-_- dia mendapatkan medali emas di OSN apa ya?-_- lupa gue. Kalau nggak salah, tahun 2008 (SHINee debut) Selain itu ada cap(?) telapak tangan dan kaki orang orang penting mungkin. Oke. Di Taman Pintar udah pada tau kan? Skip.

Selesai dari Taman Pintar, kami berjalan kembali untuk mengisi energy ‘-‘)9 kalau nggak salah udah sekitar jam 11 an. Jalan lagi menuju arah Malioboro. Jadi kami mengulang perjalanan kami. Sebenernya mau naik Jogja Trans, tapi kata penjaganya kalau mau ke Malioboro lagi, muter dan butuh waktu sekitar sejam. WHAT?-_-Kami kembali berjalan. Gue nggak terbiasa jalan jarak jauh, tapi kalau dilakukan bersama sama gini, nggak kerasa capek :v Andai di Indonesia budaya orang jalan gitu yeh. Pasti keren. Skip. Akhirnya kami sampai di Mall depan Malioboro atau sekitar itu. Gue lupa namanya-_- pokoknya sudah cukup keren. Kami segera masuk, dan makan di McD. Kembali seperti remaja lainnya, kami melakukan selca. Tenang, kita nggak mengambil gambar makanannya kok-_- udah saking laparnya jadi masa bodo mau difoto apa kagak. Kita juga berdoa dan mencuci tangan seperti yang Mama ajarkan semasa kami kecil :) hakhak. Kami berjalan kembali. Mungkin karena terlalu jauh, Tour Guide memutuskan untuk naik andong aja-_- kami meng iya kan aja. Karena kaki kita juga udah capek. Vixx(?) naik andong. 50.000 untuk 8 orang. Karena andongnya mungkin nggak cukup buat menampung 8 orang, jadi ada beberapa kawan kami yang duduk di belakang XDD sejujurnya, gue kasihan sama kudanya. Tapi, gue tau. Kuda pasti kuat ‘-‘)9
-to be continued-

4 komentar: